
Pesan broadcast yang menyebut vaksinasi human papilloma virus (HPV) pada anak usia sekolah dasar dapat menyebabkan menopause dini ramai dibicarakan di media sosial. Benarkah kabar tersebut?
"Saya tegaskan, kabar tersebut tidak benar dan disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Vaksinasi HPV sudah dibuktikan melalui penelitian ilmiah tidak menyebabkan menopause dini," tutur drg Oscar Primadhi, MPH, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, saat dihubungi detikHealth.
Oscar mengatakan memang ada program vaksinasi HPV bagi anak-anak usia sekolah dasar yang dilakukan pemerintah. Vaksinasi HPV dilakukan gratis dan direncanakan sebagai salah satu vaksin wajib program imunisasi nasional.
Dihubungi terpisah, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pemberian vaksinasi HPV pada anak usia sekolah dasar dan menengah sudah lazim dilakukan. Amerika Serikat melakukannya sejak tahun 2006 dan Malaysia sejak tahun 2010.
"Dari tahun 2006 sudah ada 90 juta dosis vaksin yang diberikan pada anak dan remaja di Amerika Serikat. Namun yang melaporkan terjadinya kasus menopause dini itu hanya 10 orang," ungkap dr Piprim.
Setelah diteliti lebih dalam, tidak ditemukan adanya kaitan antara menopause dini yang dialami 10 orang tersebut dengan vaksin HPV yang diberikan. Sebagai gambaran, Amerika Serikat dan Malaysia juga memberikan vaksinasi HPV kepada anak-anak secara gratis.
"Kalau pakai hitung-hitungan saja, misalkan benar dapat menyebabkan menopause dini pasti jumlah yang melaporkan bisa sampai jutaan ini. Ini hanya 10. 90 Juta dengan 10 itu kan sangat jauh," tegasnya.
Lebih lanjut, Oscar mengatakan pemberian vaksin dilakukan kepada siswi perempuan kelas 5 SD untuk dosis pertama, dan dosis kedua diberikan ketika mereka menginjak kelas 6 SD. Program dilakukan untuk seluruh siswa SD negeri dan swasta, madrasah ibtidaiyah dan sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
"Kegiatan pemberian imunisasi HPV melalui program BIAS ini diawali dengan pemberian imunisasi di lokasi percontohan yang memiliki angka prevalensi kanker serviks yang tinggi dan dipandang memiliki kesiapan dalam melaksanakan imunisasi HPV, yaitu provinsi DKI Jakarta mulai bulan Oktober 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun depan di dua kabupaten di provinsi DIY yaitu kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul," tutup Oscar.
Sumber: health.detik.com